Ilustrasi UPA-- Google Image |
Bagi Anda yang sedang mempersiapkan diri untuk menjadi seorang Advokat, tentu harus melewati beberapa tahapan sebagai syarat agar dapat diangkat sebagai seorang Advokat.
Persyaratan yang paling berat yang harus dilewati adalah bagaimana menghadapi Ujian Profesi Advokat (UPA).
Berdasarkan pengalaman saya pada saat mengikuti UPA yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) tahun 2019, ternyata untuk menghadapi UPA tidak hanya dibutuhkan belajar keras, tetapi yang paling penting adalah belajar cerdas.
Lantas apa bedanya belajar keras dengan belajar cerdas?
Biar lebih gampang menjelaskannya, saya akan ceritakan dulu pengalaman saya saat akan menghadapi UPA PERADI tahun 2019 yang lalu.
Hal yang pertamakali saya lakukan adalah mengidentifikasi materi apa saja yang akan diujikan.
Pada saat mengikuti Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA), biasanya para pengajar akan memberikan penjelasan tentang materi apa saja yang akan diujikan.
UPA yang diselenggarakan oleh PERADI, secara umum ujian dibagi dalam 2 (dua) sesi. Sesi pertama berisi soal-soal pilihan ganda. Sedangkan sesi kedua berisi soal esai berupa permintaan membuat surat kuasa dan gugatan.
Soal-soal pilihan ganda terdiri dari materi:
- Peran, Fungsi dan Perkembangan Organisasi Advokat
- Kode Etik Advokat
- Hukum Acara Perdata
- Hukum Acara Pidana
- Hukum Acara Peradilan Agama
- Hukum Acara Peradilan Hubungan Industrial
- Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara
Dengan demikian, Anda dapat memfokuskan diri untuk mempelajari matari yang akan menjadi materi UPA.
Saya tekankan di sini, bukan berarti materi selain yang diujikan tidak penting. Tetapi, lagi-lagi ini hanya fokus untuk menghadapi UPA.
Berikut ini saya bagikan tips belajar cara cerdas menghadapi UPA.
Pertama, fokus mempelajari materi-materi yang akan keluar sebagi materi UPA.
Kedua, yang harus anda lakukan adalah membuat resume atau ringsan materi-materi yang akan keluar sebagai materi UPA. Resume tersebut bisa berasal dari bahan-bahan yang diberikan oleh pengajar PKPA, bahan dari internet atau bahan dari buku.
Ketiga, dalam membuat resume lakukan dengan tulisan tangan. Mengapa ini penting? Pertama, untuk membiasakan diri menulis dengan tangan. Karena pada saat UPA nanti, akan ada sesi esai. Yang mana akan dikerjakan dengan dengan tulis tangan.
Mengingat waktu yang terbatas, Anda dituntut agar bisa menulis dengan cepat. Kedua, pada saat membuat tulisan tangan dalam meringakas materi, secara tidak sadar memori otak kita merekam apa yang kita tulis.
Keempat, belajarlah dari contoh-contoh soal yang pernah dijadikan materi UPA sebelumnya. Contoh-contoh soal materi UPA banyak tersedia di internet.
Bahkan sudah ada dalam bentuk buku kumpulan soal UPA yang tersedia di toko buku. Berdasarkan pengalaman saya, hampir 85 persen materi UPA, poin-poinnya sama dengan contoh soal yang saya pelajari.
Begitulah kira-kira bedanya antara belajar keras dengan belajar cerdas. Selain tips yang saya bagikan di atas, jangan lupa untuk menjaga kesehatan agar tetap fit saat mengikuti UPA. Dan terahir, yang paling penting adalah berdoa.
Semoga tips di atas bermanfaat buat Anda yang sedang menyiapkan diri menghadapi UPA. Jangan lupa bagikan tips ini kepada rekan-rekan kita yang lain. Salam Dunia Lawyer! (D 4 FI)
0 komentar
EmoticonEmoticon